• Ujian adalah Tanda Cinta Allah Kepada Hambanya

    Asssalamu’alaikum Warrahmatullah. Sahabat fillah. Allah akan menguji hamba-hamba yang dicintai-Nya. Dan Dia akan melihat apakah kalimat syahadat yang mereka ucapkan adalah benar.

    Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. - Qs. al-Ankabut : 2-3.

    Allah takan membiarkan  kita semua sampai Dia menguji kita sebagai seorang munafiq atau mukmin. Allah takan membiarkan hamba-Nya memasuki surga kecuali Dia akan menguji kita berulang kali. Seorang mukmin takan menjadi wali Allah sampai dia diuji.

    Dan akan ada orang-orang yang menguji keimanan, keluarga, atau kehormatan kita dalam kehidupan sehari-hari.
    Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. - QS. Al-Baqarah : 155-157.

    Ketika seseorang memfitnah kita tanpa bukti, Allah tahu bahawa kita terbebas dari tuduhan itu. Allah tahu orang itu cuma menuduh kita, tapi Dia menguji kita sehingga Dia bisa menaikkan derajat kita! Ketika orang-orang merendahkan kita, derajat kita akan naik menjadi orang yang dicintai Allah jika kita bersabar! Jadi jangan mengeluhkan ujian melainkan sambutlah ia!

    Ketika orang beriman mendapatkan kesukaran, dia tak menjadi depresi kerana dia mengingat Allah dan ridha terhadap keputusan Allah sehingga Allah memberikan ketenangan batin padanya. Seorang Muslim sejati takan merasa depresi. Jika seseorang merasa depresi dan stres, maka ada sesuatu yang salah dengan imannya.

    Dan dikatakan dalam hadist qudsi:
    “Barangsiapa yang tidak ridha dengan apa yang Allah berikan padanya. Barangsiapa yang tidak bersabar ketika Allah menimpakan kesukaran, maka Dia lebih baik mencari tuhan lain selain Aku. Dan jika seseorang ridha dengan Allah meskipun Allah hanya memberinya sedikit, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.”

    Jika Allah memberi sedikit rezeki kepada seseorang, misalnya dia punya sebuah motor tua, rumah sederhana, dan baginya itu sudah cukup. Dia tak makan 3 kali sehari setiap hari, tapi dia mendapatkan secukupnya untuk mengisi perutnya. Dia ridha dengan Allah, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.

    Kesukaran hanya menjadi negatif jika hal itu menjadi penghalang antara kita dan Allah. Tapi kesukaran menjadi positif dan menjadi motivasi bagi kita ketika ia mendekatkan kita kepada Allah.

    Setiap orang yang melalui kepedihan dan kesukaran harus menyadari bahwa semua ini bukan berarti Allah  ingin menghukum kita, melainkan ini adalah seruan dari Allah agar kita mendekat kepada-Nya.Dan inilah salah satu hikmah dari cobaan dan musibah. Kita menjadi dekat satu sama lain dengan saling mengobrol dan menelpon, namun kita menjadi dekat kepada Allah melalui cobaan dan musibah!

    Dan kita bisa menanggapinya sebagai berikut:

    1. Kita menghadapi kesukaran dan mendekatkan diri kepada Allah.
    2. Kita memilih untuk begitu sahaja menerima kesukaran itu seorang diri, tak melakukan apapun, dan kemudian kita akan melihat dampaknya terhadap keimanan kita.
    Ketika kita terisolasi, kita  mulai merasakan keimanan mulai memudar! Kualitas shalat, khusyu’nya shalat, semuanya memudar! Kemampuan kita untuk membaca Qur’an, untuk berpuasa, tak lagi ada.

    Apa yang kita lakukan? Yang kita lakukan adalah menyerahkan diri kepada setan! Dan setan telah berjanji untuk menyesatkan jalan kita dari Allah . Jadi dalam masa-masa sulit kita harus mencari orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan buatlah mereka menuntun anda kepada Allah.

    Cobaan paling ringan yang diterima seseorang adalah dia sedang berjalan-jalan dan tertusuk oleh duri dan membuatnya berkata “Aduh!” Rasulullah saw bersabda:
    “Tidak seorang pun tertusuk duri, kecuali Allah  menghapuskan dosanya karenanya.”

    Sahabat fillah, Cobaan dan musibah adalah cara mendapatkan ampunan, semua itu adalah cara memurnikan kita,  sehingga kita dapat pergi ke tempat tersuci (surga). Hukuman Allah bukanlah kerana kemarahan atau kemurkaan-Nya, melainkan cara untuk membersihkan kita dari dosa.

    Jangan hanya duduk dan mengira-ngira mengapa Allah memberikan kesukaran pada kita, kerana tak mungkin kita bisa mengetahui penyebabnya. Tapi saya menjamin satu hal pada sahabat. Allah berfirman dalam Qur’an bahawa Dia akan menjelaskan kenapa hal-hal tertentu menimpa kita di dunia. Dia tak bisa memberitahu kita  sekarang, kerana jika Dia memberitahu a kita sekarang, maka ini tak lagi disebut ujian.

    Dan dalam hadist Allah Azza wa Jalla memilih orang yang paling dekat kepada-Nya untuk diberikan ujian terberat. Kenapa Allah melakukan itu? Kerana Allah tak hanya ingin untuk memberikan derajat tinggi kepadanya, tapi Allah juga ingin menjadikannya sebagai contoh bagi umat manusia. Dan Allah ingin menjadikan bahwa mereka punya alasan yang kuat untuk pergi ke jannah (surga).

    Sahabat fillah, jika kita ingin pergi ke jannah (surga), Allah harus menunjukkan di hari kiamat “Hamba-Ku yang ini mendapatkan jannah karena alasan ini.”

    Rasulullah saw bersabda:
    “Perkara seorang mukmin itu aneh, ketika Allah merahmatinya dengan sesuatu yang baik dan dia bersyukur kepada Allah, maka Allah memberinya pahala dan merahmatinya. Dan ketika Allah memberinya kesulitan, kemudian dia bersabar untuk melalui kesulitan itu, dia juga mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah.”

    Pahala yang akan diberikan Allah kepada orang-orang yang bersabar tak terhitung banyaknya! Seseorang akan menderita selama beberapa tahun, dan meskipun di sepanjang hidupnya dipenuhi cobaan yang berat, misalnya penyakit yang parah sampai kematian merenggutnya. Namun ketika kematian datang, penyakitnya juga dicabut! Tak ada seorangpun yang menderita kanker di dalam kubur atau di jannah (surga).

    Kesukaran-kesukaran ini sesungguhnya baik, tapi kita menganggapnya sebagai sesuatu yang jahat. Allah mengirimkan kesukaran untuk menguji kita! Kematian dapat merenggut kapan saja! Jadi pastikan selalu iman selalu  berada dalam kondisi baik. Dia mengirimkan ujian pada kita untuk menjaga kita dari dosa-dosa diri kita sendiri!

    Allah Azza wa Jalla mengirimkan kesukaran pada anda mungkin kerana kita belum berdo’a sejak waktu yang lama, dan kini waktunya mendekat kembali pada Allah! Terkadang kita baru bisa mendekat kepada Allah ketika ujian mendera, kita harus merasakan kesulitan dulu baru mau mengingat Allah ,Dan Allah membuka jalan untuk itu. Dia mengirimkan kesukaran untuk menyempurnakan kita!

    Berbagai mamfaat ada bersama datangnya kesukaran. Juga seperti yang dikatakan pepatah “Cobaan itu baik bagimu karena ia adalah kepedihan. Dan kepedihan adalah kelemahan yang keluar dari tubuhmu. Jika kepedihan itu tidak menghancurkanmu, maka ia membuatmu lebih kuat.”  Dan agar kita ingat bahawa kita adalah milik Allah! Dengan demikian Dia mempunyai segala hak untuk melakukan apapun kepada kita seperti yang diinginkan-Nya.

    Tidakkah kita mengetahui kisah para Anbiyya (para nabi) a.s, merekalah orang-orang yang menerima ujian terberat, meski begitu mereka tidak pernah berpaling dari Allah ! Namun sedikit sahaja kesulitan datang kepada kita, kita langsung berpikir “Apa salahku? Aku sudah shalat 5 waktu, bersedekah, melakukan ini dan itu! Kenapa Allah menimpakan ini padaku?” Kita seringkali mendengar orang-orang mengatakan hal bodoh ini! “Kenapa aku menerima kesulitan?”, kata mereka. Jika Allah menguji para anbiyya (nabi), kenapa Dia tak boleh menguji kita? Ini adalah hak-Nya.Allahu’alam

    Semoga bermamfaat, wassalamu’laikum warrhmatullah

    Vian Atzu




  • 0 komentar:

    Posting Komentar