Assalamu’alaikum Warrahmatullah, sahabat fillah, Bersalaman dan saling
bergandeng tangan sudah menjadi pemandangan umum di kehidupan masyarakat kita,
bahkan saling ( maaf ) berciuman sudah menjadi tren pergaulan muda-mudi
zaman sekarang. Inilah hubungan muda-mudi yang sekarang ini kita kenal dengan
istilah "pacaran".
Malam minggu adalah malam surga bagi pasangan muda-mudi yang menjalin hubungan pada tingkatan ini. Mereka telah memiliki istilah yang sudah terkenal: "apel". Sang kekasih datang ke rumah kekasihnya. berlanjut pergi ke suatu tempat yang tak diketahui lingkungan yang dikenalnya. Dengan begitu, mereka bebas melakukan apa sahaja atas dasar saling menyukai.
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia berduaan dalam tempat sepi dengan seorang wanita, sedang dia dengan wanita tersebut tidak memiliki hubungan keluarga (mahram), karena yang ketiga dari mereka adalah setan." (HR Ahmad).
Kita tak menyangkal bahawa di dalam kenyataan sekarang ini meskipun
sepasang kekasih belum melangsungkan pernikahan, tetapi tak jarang mereka
melakukan hubungan sebagaimana layaknya hubungan suami-istri seperi ciuman,
berpegangan tangan dan banyak lagi.
Oleh kerana itu, kita sering mendengar seorang pemudi hamil tanpa diketahui dengan jelas siapa yang menghamilinya. Bahkan, banyak orang yang melakukan aborsi (pengguguran kandungan) kerana tak sanggup menahan malu memomong bayi dari hasil perbuatan zina.
Jika suatu hubungan muda-mudi yang bukan mahram (belum menikah) sudah
seperti hubungan suami istri, sudah tak diragukan lagi bahwa hubungan ini sudah
mencapai puncak kemaksiatan. Sampai hubungan pada tingkatan ini, yaitu
perzinaan, banyak pihak yang dirugikan dan banyak hal telah hilang, yaitu
ruginya lingkungan tempat mereka tinggal dan hilangnya harga diri dan agama
bagi sepasang kekasih yang melakukan perzinaan. Selain itu, sistem nilai-nilai
keagamaan di masyarakat juga ikut hancur
Kita dapat menyimpulkan bahawa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-.
Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!
Baca Juga : Pacaran Membuka Pintu Lebar Pezinahan
Semoga Bermamfaat, Wassalamu'alaikum Warrahmatullah
Vian Atzu
0 komentar:
Posting Komentar