• Hari Raya Kalian Bukan Hari Raya Kami

    Kami umat Islam menghargai adanya perbedaan, dan mengakui perbedaan itu adalah sunatullah kehidupan .Sebab Rabb kami telah berfirman:
    Seandainya Rabbmu berkehendak niscaya manusia Dia jadikan umat yang satu, namun mereka senantiasa berselisih. (QS. Huud: 118)
    Oleh kerana itu, kami akan tetap berbuat baik dan adil kepada siapa pun yang berbeda dengan kami, selama mereka tak berbuat aniaya kepada kami.

    Rabb kami mengajarkan:
    Allah tak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. (QS. Al Mumtahanah: 8)
    Maka, biarlah kami istiqamah atas agama kami dan budaya kami, jangan kalian kecut dan jangan pula cemberut, sebab itu bagian dari tuntutan iman. 
    Rasul saw mewasiatkan kami : 
    Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah! (HR. Muslim, At Tirmidzi,Ahmad, An Nasa’i, Ibnu Hibban)
    Dan, kami pun tak memaksa kalian untuk mengikuti agama dan budaya kami. Sebab memaksa bukan ajaran Rabb kami.
    Tak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat ….. (QS. Al Baqarah: 256)
    Jadi, .. sangat ingin kami katakan kepada kalian, Bahawa hari raya kalian bukan hari raya kami, begitu pula hari raya kami bukan hari raya kalian, sebagaimana tahun baru masehi kalian bukanlah tahun baru bagi kami, kerana titik tolak sejarah awal tahun kalian berbeda dengan tahun hijriyah kami, walau banyak saudara kami muslimin awam yang ikut-ikutan berbahagia dan bersuka cita atas hari raya dan budaya kalian kerana ketidaktahuan mereka

    Rasul saw meng-ingatkan kepada kami :
    "Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya masing-masing, dan hari ini adalah hari raya kita.” (HR. Bukhari , Muslim ) 
    Ya sudah jelas-kan, Setiap kaum, setiap umat punya hari raya dan hari besarnya sendiri, silahkan berbahagia dan suka cita dihari itu. Kami tak memaksa dan menuntut kalian mengucapkan selamat atas kami kerana kebahagiaan kami sangat berlimpah dan tak akan berkurang tanpa ucapan itu. Kami pun meyakini, kebahagiaan kalian tak akan berkurang seandainya kami tak mengucapkan selamat atas hari raya kalian, sebab sangat tak dewasa bila perasaan kebahagiaan dan suka cita mesti didahului ucapan selamat.

    Kami, umat Islam, memiliki sangat banyak hari raya dan hari-hari istimewa, dan kami pun puas atas hal itu, itulah kenapa kami tidak membutuhkan hari raya yang tidak berasal dari Rabb dan nabi kami, yang telah menjadi budaya dan sejarah kami.

    Lihatlah hari raya kami, Idul Fitri (1 Syawwal), Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari Arafah (9 Dzulhijjah), hari-hari tasyriq (11,12,13 Dzulhijjah), dan hari Juma’at yang datangnya tiap pekan.

    Belum lagi hari istimewa lainnya, walau bukan hari raya tetapi ini merupakan hari istimewa bagi kami karena di dalamnya mengandung keutamaan yang banyak untuk beribadah dan nilai sejarah. Seperti Senin, Kamis, 10 hari pertama Dzulhijjah, 6 hari Syawwal, hari ‘asyura, ayyamul bidh, 17 Ramadhan, 1 Muharam awal penanggalan kami, dan Lailatul Qadar. Semua ini ada dasarnya dalam agama dan sejarah kami.

    Inilah kami, dan inilah agama kami, walau kami bersikap Lakum diinukum wa liyadin dalam urusan agama, tetapi kami ini rahmatan lil ‘alamin bagi kalian dalam urusan muamalah. Kalian tetap saudara dan sahabat, jangan khawatir …. Sebab Rabb kami mengajarkan:
    Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS. Asy Syu’ara: 106) 
    Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS. Asy Syu’ara: 124) 
    Ketika saudara mereka, shaleh, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS. Asy Syu’ara: 142) 
    Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?" (QS. Asy Syu’ara: 161)
    Lihatlah, Allah Ta’ala tetap menyebut para nabi pembawa risalahNya; Nuh, Hud, Shalih, dan Luth, sebagai saudara bagi kaumnya, walau kaumnya mengingkari agama yang dibawa mereka, mengingkari kenabian, dan mengingkari ketuhanan Allah Ta’ala. Itulah sikap kami juga, walau kalian ingkar kepada agama yang kami yakini, kalian tetap saudara kami.Allahu 'alam

    Semoga Bermamfaat

    Vian Atzu
    vian-atzu.blogspot.com



  • 0 komentar:

    Posting Komentar