• Kaya belum tentu Mulia - Miskin belum tentu Hina

    Assalmu’alaikum, sahabat fillah Banyak orang yang menggambarkan suatu keadaan dengan materi, mereka beranggapan dengan kekayaan adalah tanda sebuah kemuliaan dan kemiskinan adalah sebuah kehinaan, tanpa kita merenungi apa yang sebenarnya bisa jadi itu sebaliknya.

    Hal ini pun banyak terjadi pada saat seorang ikhwan sederhana melamar seorang ahkwat dari keluarga yang tak sebanding dengan level sosial yang ada pada dirinya dan keluarga-nya kerana ia yakin bahawa Allah akan menolong hambanya yang ingin menikah kerana Allah sesuai dengan apa yang sudah disabdakan oleh Rasul saw Dari Abu Hurairah,  
    "Tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Seorang mujahid yang memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah demi menjaga kehormatannya."(HR. Thabrani) 
    Hadits tersebut, pendek, jelas dan sangat menyejukkan. Janji pertolongan yang akan diberikan Allah kepada tiga golongan manusia.Sebagai bahan renungan ada sebuah kisah bahawa kekayaan bukan tanda kemuliaan dan kemiskinan bukan tanda kehinaan

    Calon Mertua : Apa pekerjaanmu wahai anak muda? 
    Ikhwan : Saya hanya berdagang pak...

    Calon Mertua : Berdagang apa? 
    Ikhwan : Saya tukang sate pak.. 

    Calon Mertua : Tukang sate kok berani melamar anak saya yang sarjana kedokteran! 
    Ikhwan : Memangnya salah ya pak? saya menikah kerana menjalankan Ibadah dan kerana saya memang mencintai anak bapak. 

    Calon Mertua : Tapi, bagaimana mungkin kamu bisa menghidupi masa depan anak saya?! 
    Ikhwan : Allah yang memberi rizky pak, saya hanya berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. 

    Calon Mertua : Lalu, apa nanti kata keluarga besar kami jika anak saya menikah dengan seorang tukang sate?? 
    Ikhwan : Kekayaan Bukan Tanda Kemuliaan, Kemiskinan Bukan Petunjuk Kehinaan. Walaupun saat ini saya hanya pedagang sate, setidaknya saya bisa menghargai hidup ini pak. Ketimbang jadi orang kaya tapi ia lupa akan hakekat dirinya sebagai manusia dan hamba Allah! 

    Calon Mertua : Jujur saja, sebenarnya saya enggan menerima kamu! Namun karena keyakinan dan sikap optimis kamu akan pandangan masa depan saya cukup salut, masih ada orang seperti kamu mau bekerja keras. Silahkan jika kamu memang tulus dan sungguh-sungguh untuk meminang anak kami. Namun ingat, kamu harus mempertanggung jawabkan setiap perkataan yang keluar dari lisanmu anak muda. 
    Ikhwan : Alhamdulillaah, terima kasih ya Allah! terima kasih pak, saya berjanji saya akan berusaha sebaik mungkin menjaga anak bapak... 

    Semoga Bermamfaat dan yang membaca mendapat jodoh setia serta SaMaRA

    Vian Atzu
    Ikuti Saya Di Twitter
    Temukan saya Di GooglePlus


  • 0 komentar:

    Posting Komentar