• Kisah Cinta Seorang Wanita Bernama Nisa #Part 1

    "Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu,Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS al-Baqarah : 216)
    Malam sudah begitu larut. Derap langkah kaki anak manusia sudak tak lagi terdengar. Hanya hembusan angin malam seakan-akan bersaut-sautan dengan bunyi binatang malam. Malam kian merambat sinar bulan purnama yang begitu indah menambah pesona malam. 

    Desiran angin malam yang membawa udara dingin masuk kedalam kamarku melalui jendela yang sengaja akau biarkan terbuka membuat aku sedikit kedinginan.emang demikian udara di musim kemarau kalau siang udara begitu panas namun ketika malam tiba udara seakan berubah 180 derajat.

    Jam disbelah kamarku menunjukan pukul 11.45 sudah begitu larut pikirku namun sekejap pun aku belum memejamkan mata dan anehnya tanda-tanda mengantuk sama sekali. Kepenatan yang aku rasakan karena aktifitas kesehariaanku tidak mempengaruhinya. Pikiran dan otakku belum bisa di ajak untuk beristirahat. Pikiran ini masih terus melayang dan memikirkan peristiwa yang telah aku alami baru-baru ini.

    Tepatnya siang tadi, aku mengalami peristiwa penting dalam hidupku, aku telah bertunangan dengan seseorang yang belum aku kenal sebelumnya. Dia lah yang bakal menjadi calon pendamping hidupku.

    Namanya Hamdan seorang dokter anak. Dia adalah anak dari teman oom dan tante ku. Pertunangan ini terjadi karena hasil perjodohan. Ya, aku di jodohkan oleh oom dan tanteku. Emang sekerang merekalah wali-ku sekaligus pengganti orang tuaku. Semenjak ayah-ibu ku meninggal karena kecelakaan 15 tahun yang lalu aku diurus dan di rawat oleh oom ku karena beliaulah satu-satunya adik kandung dari ayahku. Sebelum oom aku menikah dengan perempuan yg kini menjadi istrinya. Aku sungguh beruntung memiliki oom dan tante yg begitu amat sayang padaku.kasih sayangnya padaku seperti kasih sayang seorang ibu kandung.

    Sebuah peristiwa yang tidak aku duga sebelumnya aku bakal jodohkan dengan sosok lelaki yang tidak aku cintai dan tidak aku kenal. Meskipun hubungan oom dan tanteku dengan orang tua hamdan begitu dekat. Sebelumnya mereka tidak pernah membicarakan hal ini padaku hingga di suatu sore satu minggu yang lalu selepas aku melaksanakan sholat Maghrib mereka memanggilku

    "Nisa, sekarang kamu sudah besar dan sudah saatnya kamu menikah, om dan tante ingin melihat Nisa bersanding di pelaminan yang merupakan keinginan dan cita-cita oom dan tante.". Ucap Oom Rasyid mengawali pembicaraan

    "Namun Nisa belum ada calon Oom dan Nisa masih ingin mangamalkan ilmu Nisa dengan mengabdi di Madrasah Tsanawiyyah. Nisa masih ingin bekerja Oom."

    "Oom tahu itu, menikah bukan berarti Nisa tak bisa bekerja, Nisa masih bisa bekerja setelah menikah. Dan Oom minta maaf sebelumnya. Sebetulnya kami telah memilihkan calon pendamping hidup untuk Nisa dan kami yakin dia adalah lelaki yang cocok untuk Nisa, dia pasti bisa memimpin Nisa karena selain dia dokter dia adalah alumnus pondok pesantren yang kami yakin dia seorang yang baik akhlak dan budi pekertinya."

    Saat itu ingin rasanya aku memprotes dan menolak perjodohan itu namun aku tak sanggup menyakit hati dan perasaan mereka aku tak akan sanggup jika melihat mereka kecewa dan aku tidak punya alasan sama sekali untuk menolaknya apalagi dari karakter yang disebutkan Oom dan tanteku merupakan karakter yang aku terapkan dalam mencari pendamping hidup.Namun bagaimana dengan Hafidz sosok yang aku cintai yang kini bersemayam di dalam hatiku? Meskipun aku sadar dia bukan siapa-siapaku namun aku tak yakin kalau aku bisa menggantikan namanya dengan nama lelaki selainnya.

    Tiga bulan lagi menurut kesepakatan yang telah di sepekati oleh kedua belah pihak aku akan menikah dengannya. Pergulatan bathin inilah yang membuatku begitu sulit untuk memejamkan mataku. Hatiku begitu menolak akan kehadirannya yang begitu cepat. Aku tidak yakin apakah aku bisa bahagia dengannya atau bisakah aku membahagiakannya sedangkan benih-benih cinta untuknya tidak ada sama sekali.

    Tak kuasa menahan jeritan hati aku pun menangis sejadi-jadinya. Angin malam bulan dan bintang menjadi saksi kegalauan hatiku. Air mata ini mengalir begitu desar dan tak mampu ku tahan lagi. Dengan linangan airmata aku mencoba untuk menata kesadaranku kembali. Aku mencoba untuk menerima kenyataan yang ada. Mungkin inilah yang telah Allah tuliskan untukku. Mungkin dialah jodoh yang telah Allah tetapkan untukku. ke-tidak keikhlasanku malah akan membuatku menderita.

    Setelah sedikit tenang ku jamah buku diaryku kecoret nama Hafidz dari diary aku..sebuah nama yang melekat begitu erat di dalam hatiku dan menjadi penghias buku diaryku..dengan harapkan degan tercoretnya namanya di buku diaryku tercoret juga namanya di dalam hatiku.meskipun tak semudah itu. Kini aku harus terima kenyataan yang ada karena yang terbaik menurutku belum tentu terbaik menurut Allah.

    Tanganku begitu lincah menari, menggoreskan tinta hati ke selembar kertas berharap setelah itu tak ada lagi kegaulaan dan kegundahan, berharap ketidak ikhlasan ini berubah menjadi keridhoan.

    Diary...
    Saat ini hanya keikhlasan yang hanya mampu membuatku lepas dari kegundahan hati
    Mungkin saat ini aku tak mencintainya
    Karena di hatiku bukan namanya yang bertahta
    Namun nama seseorang yang aku cinta meskipun aku tau dia bukan siapa-siapa

    Diary..
    Selama ini diri ini selalu bermimpi kalau dia kelak yang akan datang meminangku
    Namun..kenyataan berkata lain.
    Justru seorang lelaki yg belum kenal yang datang meminangku..
    Ingin hati menjerit
    Ingin diri berontak
    Namun untuk apa??
    Apa hanya untuk mengikuti egoku yang besar

    Diary..
    Tidak ada alasan untuk aku menolak perjodohan ini
    Dia laki-laki yang baik yang masuk dalam kriteriaku
    Mungkin dia-lah yang telah Allah pilihkan untukku
    Yang akan menjadi kekasih halalku.

    Diary..
    Akan ku hapus namanya dari dalam hatiku
    Akan aku isi hatiku dengan namanya
    Meskipun saat ini hati ku masih menolak
    Namun seiring berjalannya waktu hati ini akan menerima kehadiranyya

    Diary..
    Kini keputusan telah ku ambil
    Dan pilihan telah ku tentukan
    Aku akan selalu berusaha untuk berdamai dengan keadaan
    Karena pilihan yang telah Allah tentukan tidak akan pernah mengecewakan..




    Lanjut Ke #Part2

  • 0 komentar:

    Posting Komentar