Assalamu’alaikum sahabat, ada sebuah kisah dimana seorang
pengusaha kaya sedang terbaring di rumah sakit. Dokter sudah angkat tangan
dengan kondisinya. Seluruh keluarga sudah berkumpul mengelilingi. Lalu sang
pengusaha berpesan,
Takdir memutuskan bahwa sang pengusaha wafat pada hari
itu. Singkat cerita, jenazahnya kemudian dimandikan dan hendak dikafani. Lalu
anak-anaknya pun mengambil kantong hitam sesuai pesan ayahnya. Mereka menyangka
di dalamnya berisi kain ihram yang dipakai ayahnya ketika dulu berhaji.
Namun begitu dibuka ternyata berisi sepasang sandal jepit
lusuh yang sudah putus sebelah talinya. Mereka bingung, apa boleh jenazah
dipakaikan sandal? Lagi pula sandal itu sudah bekas. Bagaimana kalau kotor dan
mengandung najis pada alasnya?
Setelah perdebatan antara keluarga dan para tokoh
masyarakat tak menemukan jalan keluar, mereka sepakat menemui seorang Kiai yang
selama ini dikenal menjadi guru ngaji ayahnya.
Mendengar perihal yang terjadi, Kiai tersenyum tipis
kemudian berkata,
Demikianlah nasihat yang jujur dari seorang ayah kepada
keluarganya agar jangan tertipu dengan gemerlapnya dunia. Sesungguhnya kekayaan
itu tak ada yang dibawa mati, kecuali apa yang digunakan di jalan Allah.
Jika memang ada sandal yang dibawa mati, bukanlah yang
mahal harganya, melainkan yang senantiasa menjadi alas ketika kaki ini
melangkah ke masjid. Kalau memang
pakaian ada yang dibawa mati, tentu saja bukan kerana butik dan desainernya,
melainkan kerana dipakai dalam beribadah kepada Allah.
Manfaatkanlah kekayaan yang Allah titipkan kepada kita
agar bisa membantu kelak di akhirat. Bukan justru harta benda itu memperdaya
kita. Kerana sandal jepit lusuh pun tak ada artinya jika tak dimanfaatkan untuk
kebaikan.
Salam semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar