• Hikmah Dibalik Kata Mengulang


    Assalamu’alaikum warrahmatullah, Sahabat Fillah. Setiap selesai Shalat, zikir apa yang kita baca? Tentu saja Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar masing-masing 33x. Mengapa harus kita ulangi sebanyak 33 kali ? Kerana mengulangi suatu amalan adalah bagian dari agama.

    Istighfar juga begitu. Satu kali kalimat istighfar dengan penuh penyesalan dan taubat yang sungguh-sungguh, sudah cukup untuk menghapus dosa kita. Apalagi satu kalimat istighfar tersebut terucap dari lisan Rasulullah saw. Tetapi ternyata Rasulullah saw masih mengulangi lagi kalimat istighfar Beliau setiap hari minimal tujuh puluh kali. Mengapa? Jawabannya tetap sama, kerana mengulangi suatu amalan adalah bagian dari agama.

    Wudhu pun demikian. Saat wudhu kita belum batal, walau tak diwajibkan tapi kita tetap disunnahkan berwudhu lagi untuk shalat fardhu berikutnya yang akan kita kerjakan. Namanya tajdidul. Dan masih banyak contoh lainnya untuk membuktikan bahwa pengulangan adalah bagian dari ajaran agama.

    Jadi, mengapa kita harus takut mengulangi suatu pekerjaan yang gagal kita selesaikan? Mengapa kita tak berani mencoba lagi saat kita menemui kegagalan? Jatuh? Bangun lagi. Gagal? Ulangi lagi. Habis? Mulai lagi. Mentok? Coba lagi. Kerana mengulangi suatu pekerjaan adalah identitas kita sebagai umat Islam. Tak ada kata menyerah bagi kita. Kegagalan sesungguhnya adalah saat kita memutuskan berhenti untuk mengulang.

    Tapi jangan disalah artikan ya sahabat mengulang disini merupakan ajakan dalam hal kebaikan , bagaiamana jika mengulang dalam kesalahan / keburukan?

    Pernahkan kita mendengar pepatah yang mengatakan “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” Pepatah ini adalah suatu ungkapan kebodohan seseorang yang tak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama. Padahal, Rasulullah saw. melarang kita berperilaku seperti keledai dari hadis riwayat Abu Hurairah ra
    "Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama. (Muttafaqun ‘Alaih).
    Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum Warrahmatullah
    Vian Atzu

  • 0 komentar:

    Posting Komentar