Assalamu’alaikum warrahmatullah, sahabat fillah, ini adalah sequel ( lanjutan ) dari artikel sebelumnya yaitu Nikmat Allah Tak Terkira. Sahabat fillah sepiring nasi yang kemarin kita hitung-hitung harganya, hari ini mari kita hitung perjuangan kita untuk mendapatkan sepiring nasi tersebut.
Apa yang kita lakukan agar kita bisa mendekati nasi tersebut? Tentu saja berjalan beberapa langkah ke dapur. Cukup sudah. Sekarang bayangkan apa yang Allah lakukan agar nasi itu bisa mendekati kita? Perlu ratusan ribu langkah bagi si beras mulai dari tangan petani hingga sampai ke dapur kita. Betul kan.
Sekali lagi, untuk kita sampai ke nasi hanya perlu beberapa langkah. Tetapi untuk nasi itu sampai ke kita perlu ratusan ribu langkah!
Untuk memperoleh sebuah hasil, manusia memang wajib ikhtiar. Tapi terkadang kita lupa, bahwa ikhtiar itu hanya bagian kecil. Ada keterlibatan Allah pada bagian besarnya.
Manusia terkadang lupa diri dan bangga hati, setelah memperoleh hasil (sukses) lalu berkata bahwa semua itu berkat kerja kerasnya. Bisnisnya bisa jaya semata kerana usahanya. Jabatannya bisa tinggi di kantornya semata kerana ikhtiarnya sendiri.
Coba kalau mau jujur, apa sih ikhtiarnya? Paling datang ke kantor, duduk di meja mengerjakan target perusahaan, rapat dengan tim, begitu aja. Apa betul hanya sesederhana itu lalu perusahaannya bisa maju? Bila tanpa keterlibatan Allah? Rasanya mustahil.
Siapa yang menggerakkan para clien perusahaan kalau bukan Allah? Siapa yang mengatur suplai barang tetap terjaga, padahal melibatkan begitu banyak orang, kalau bukan Allah?
Sepiring nasi tersebut telah mengajarkan kita bahwa kesuksesan memang memerlukan ikhtiar manusia. Tetapi, faktor terbesarnya tetap saja kerana keterlibatan Allah. Jadi, sertakan selalu tawakal kepada Allah dalam setiap ikhtiar kita.
Semoga bermanfaat, Wassalamu’alaikum Warrahmatullah
Vian Atzu
0 komentar:
Posting Komentar