• Kesesatan Dalam Perayaan Natal

    Assalamu'alaikum warrahmatullah. Sahabat fillah, 25 desember dimana hampir seluruh ummat kristiani merayakan hari natal,bukan saya ikut campur dalam masalah keyakinan mereka tapi hanya ingin meluruskan apa sebenarnya yang diajarkan oleh Yesus. Mereka meng-imani bahwa yesus adalah tuhan / anak tuhan tapi meng”khianati” ajaran yang dibawanya.

    Natal dan pohon natal yang selalu dirayakan tanggal 25 desember setiap tahunnya, yang diclaim sebagai hari lahirnya Yesus Kristus.   Yang perlu diketahui bahawa natal bukanlah sebuah perayaan yang ajran yesus, tapi  natal diyakini berasal dari Mesir,yangdiselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.

    Jika dilihat bahawa Yesus Kristus atau para muridnya tak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tak pernah menganjurkannya. Upacara kaum paganis ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.

    Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tak pernah dirayakan oleh umat Christian. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-5 Masehi Gereja Barat memerintahkan kepada umat Christian untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.

    Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Christian ... Perayaan ini dilestarikan oleh kaum Christiani dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Christian di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Christian Mesopotamia yang menuding Christian Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.

    Selain itu pohon natalpun bukanlah ajaran yesus bahkan bibelpun mengutuknya. Yup takda perayaan natal tanpa pohon natal, sama seperti perayaan natal pohon natalpun merupakan tradisi lama para kaum paganis, jauh sebelum yesus dilahirkan.

    Nimrod atau Raja Namrudz adalah salah satu tokoh yang diyakini dalam paganisme yang tetap hidup abadi meski jasadnya telah tiada. Semiramis ibunya menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari kayu yang sudah mati sebagai simbol kehidupan baru Nimrod setelah mati. Dan Nimrod dianggap selalu ada di pohon tersebut tiap hari kelahirannya tiba, sehingga sering dihiasi dengan aksesoris yang gemerlap dan di bawahnya sering diletakkan aneka bingkisan.  Mari kita telaah terlebih dahulu Yeremia 10: 2-5,

    Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab ia tak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun ia tak dapat.

    Dalam kitab Yeremia (bagian dari Perjanjian Lama) tersebut begitu jelas bahwa Bibel menentang adanya pemberhalaan terhadap pohon kayu.

    Shabat fillah, sekarang tak hanya kaum chritian yang merayakan tapi ada beberapa kaum muslim yang ikut didalamnya entah itu dalam mengucapkan selamat ataupun memakai atribut natal. Kita tahu dari ulasan diatas bahawa Natal sesungguhnya adalah perayaan penyembah berhala atau kaum paganis yang telah di “baptis” oleh Gereja. Namun mengapa umat Islam kok malah ikut-ikutan?

    Dalam “Pesan Natal Bersama Tahun 2012” yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)”, dinyatakan sebagai berikut:

    “Saudara-saudari terkasih, setiap merayakan Natal, pandangan kita selalu terarah kepada bayi yang lahir dalam kesederhanaan, namun menyimpan misteri kasih yang tak terhingga. Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Inilah perayaan penuh suka cita atas kedatangan Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang menjadi manusia....”

    Lengkapnya  disini

    Jelaslah bahwa Natal bukan urusan duniawi, sosial dan seremonial semata, tapi perayaan doktrin ketuhanan Yesus yang sungguh sangat berlawanan dengan aqidah Islamiyah.

    Wassalamu'alikum warrahmatullah
    Vian Atzu


  • 0 komentar:

    Posting Komentar