Assalamu’alaikum
Warrahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahi nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min
syuruuri ankfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa may yahdillaahu falaa
mudhillalahu wa may yudhlil falaa haa diyalah, Asyhadu alla ilahaa illalahu
wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu laa
nabiyya ba’dah. Allahumma sholli wasallim wa baarik ‘ala muhammadin wa ‘ala
aalihi wa ash-haabihi ajma’iin, amma ba’du
Segala puji bagi
Allah SWT yang menjadikan bulan Ramadhan lebih baik dari pada bulan-bulan
lainnya dengan menurunkan al-Qur`an dan mewajibkan puasa bagi kaum muslimin
sebagai salah satu pondasi Islam. shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad saw yang telah menyampaikan kepada kita tentang ibadah-ibadah dibulan
Ramadhan dan memberikan contoh kepada kita bagaimana sebaiknya menghidupkan
bulan bulan yang penuh berkah ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata, ‘Rasulullah saw memberi kabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda:
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah SWT mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa." HR. Ahmad dan an-Nasa`i.
Berikut ini adalah
amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:
1. Puasa
Allah SWT
memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam.
Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)
Rasulullah saw bersabda:
"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah SWT dan Muhammad saw adalah rasul Allah SWT, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram." Muttafaqun 'alaih.
Puasa di bulan merupakan
penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas
berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT, sebagaimana Rasulullah
saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu." Muttafaqun 'alaih.
2.Membaca Al-Qur`an
Membaca al-Qur`an
sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah
saw bersabda:
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.
Dan membaca al-Qur`an
lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan
al-Qur`an. Firman Allah SWT:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS: al-Baqarah:185)
Rasulullah saw selalu
memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam
hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah saw membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan." HR. Ahmad.
Dalam hadits Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa
Rasulullah saw melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril di setiap bulan Ramadhan.
3.Menghidupkan
malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah
Shalat Tarawih
disyari'atkan berdasarkan hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah
saw keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah
beberapa orang bersama beliau. Di pagi
hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Rasulullah saw mengerjakan shalat
(di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau.
Di pagi hari
berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga,
jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah saw keluar
dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi
menampung jamaah, sehingga Rasulullah Rasulullah saw hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai
shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca
syahadat dan bersabda,
'Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya.
" Rasulullah saw wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Setelah Rasulullah saw
wafat, syariat telah mantap, hilanglah segala kekhawatiran. Disyari'atkan
shalat Tarawih berjamaah tetap ada karena telah hilang 'illat (sebabnya),
kerena 'illat itu berputar bersama ma'lul, ada dan tiadanya. Di
samping itu, Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu telah menghidupkan kembali
syari'at shalat Tarawih secara berjamaah dan hal itu disepakati oleh semua
sahabat Rasulullah saw pada masa itu. Wallahu A'lam.
4.Menghidupkan
malam-malam Lailatul Qadar
Lailatul
Qadar adalah malam yang lebih baik dari pada
seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia
terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam
ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Firman Allah SWT:
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3)
Malam itu adalah
pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah r bersabda:
"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam 'Lailatul qadar' semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.
Menghidupkan Lailatul
qadar adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur`an, zikir,
berdo'a, membaca shalawat. Aisyah radhiyallahu 'anha pernah berkata,
'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa
yang aku ucapkan? Beliau menjawab, 'Bacalah:
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku."
5.I'tikaf di
malam-malam Lailatul Qadar
I'tikaf dalam bahasa
adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri.
Sedang dalam istilah syar'i, i'tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah
kepada Allah SWTdengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari'at.
I'tikaf merupakan
salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah saw, seperti yang
diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Sesungguhnya Rasulullah saw selalu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sesudah beliau." Muttafaqun 'alaih.
6.Memperbanyak Sedekah
Rasulullah saw adalah
orang yang paling pemurah, dan beliau saw lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan.
Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Rasulullah saw adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril menemui beliau, …HR. al-Bukhari.
7.Melaksanakan Ibadah
Umrah
Salah satu ibadah
yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan
Rasulullah saw menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan
ibadah haji, seperti dalam hadits yang berbunyi:
"Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji."
Demikianlah beberapa
ibadah penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan dan
telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Semoga kita termasuk di antara
orang-orang yang mendapat taufik dari Allah SWT untuk mengamalkannya agar kita
mendapatkan kebaikan dan keberkahan bulan Ramadhan. Wallahu A'lam.
Subhahanakallahuma Wabihamdika, Ashyadu alaa ilaa ha ilaa anta,
astaghfiruka wa atubuu ilaik
Akhirukalam Wasssalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarokatuh
Kultum
ini Disampaikan Oleh Ustad Djaka Musyarif Hidayat [ Pengasuh Ruang Konsultasi Islami& Pernikahan ]
0 komentar:
Posting Komentar