• Hindari Mendidik Anak Dengan Kisah Fiksi

    Assalamu’alaikum. Sahabat fillah,menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kisah adalah cerita tentang kejadian (riwayat dsb) dalam kehidupan seseorang. Sedangkan cerita karangan merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tertentu kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh).

    Kisah ini terbagi menjadi dua; 
    1. Kisah Nonfiksi merupakan kisah nyata, bukan rekaan atau karangan, tetapi sesuatu yang benar-benar terjadi. 
    2. Kisah F iksi adalah kisah rekaan khayalan yang tidak berdasarkan kenyataan.

    Di zaman sekarang, para orang tua dan pendidik lebih sering memperdengarkan dongeng dibandingkan kisah nyata kepada anak-anak. Telah kita ketahui bahwa anak-anak sangat senang mendengarkan cerita, baik itu kisah maupun dongeng. Cerita fiksi seperti dongeng maupun kisah kartun hasil rekaan manusia banyak mengandung fantasi yang sifatnya khayalan tentang sesuatu yang tidak benar adanya.

    Kisah nyata seperti yang disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah kisah umat terdahulu yang dapat dipetik hikmahnya oleh umat masa kini dan umat kemudian. Berupa pelajaran yang dapat meneguhkan hati dan peringatan bagi orang yang beriman.

    Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
    “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS. Huud: 120)
    Allah juga berfirman,
    “Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran)”.(QS. Thahaa : 99)
    Kisah yang disampaikan dengan alur cerita yang menarik meninggalkan kesan mendalam dalam ingatan. Mampu menggerakkan hati dan merubah sikap seseorang. Semakin menarik orang yang bercerita dengan caranya yang khas, akan menarik perhatian sang anak dan mempengaruhinya, karena kisah memiliki pengaruh bagi orang yang membaca atau mendengarnya.

    Demikian besar pengaruhnya kisah dalam membentuk karakter seorang anak, maka sebaiknya para orang tua dan pendidik menjauhkan anak dari mendengarkan dongeng dan semisalnya. Dapat kita lihat di masa sekarang ini betapa anak-anak begitu mengagumi dongeng berupa cerita kartun yang mewarnai layar TV di rumah-rumah kaum muslimin. 

    Berbagai peralatan sekolah dan pakaian anak-anak dari pernak-pernik jilbab dan rambut hingga sepatu, dari rambut sampai ke kaki bergambarkan karakter kartun favorit mereka. Bagaimana makanan yang menjadi idola tokoh kartun pun menjadi makanan favorit anak-anak. Na’udzubillahi min dzalik ini merupakan musibah ketika anak-anak kehilangan figure idola yang menjadi teladan mereka.

    Film kartun non fiksi menimbulkan dampak negatif karena banyak terdapat kemungkaran. Diantara dampak negatif dari film kartun adalah kisah-kisah horor yang menimbulkan ketakutan. Wajib bagi kita untuk menumbuhkan sikap berani pada anak-anak kita agar kita dapat membangun umat yang berani. Bukan membentuk anak di atas sikap takut, sehingga kita akan membangun umat yang lemah.

    Dampak negatif lain adalah kisah populer yang mengandung nilai bertentangan dengan akhlak. Misalnya adalah kisah Tarzan, Superman, detektif yang mengandung nilai kemanusiaan namun menjadikan kekerasan sebagai solusi dan kekuatan fisik sebagai faktor utama dalam menuntaskan masalah.

    Sedangkan di dalam Al-Qur’an disebutkan kisah Nabi Musa alayhissalam dan Nabi Harunalayhissalam diperintahkan Allah untuk bersikap lemah lembut dalam menghadapi penjahat sekaliber Fir’aun.
    Allah berfirman,
    “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha: 43-44)
    Keburukan tidak selalu dilawan dengan keburukan, akan tetapi dengan akhlak yang mulia dan tutur kata yang santun. Karena yang berhak mengadzab seorang hamba hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala.

    Bagaimana para superhero menyiksa dan membunuh musuh dengan api padahal Allah subhanahu wa ta’ala melarangnya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
    “Tidak boleh menyiksa (membunuh) sesuatu dengan api, kecuali Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad 8461, Bukhari 2954 dan yang lainnya)
    Contoh lain adalah kisah yang menumbuhkan simpati terhadap kekuatan buruk atau mengagungkannya, kisah yang mencela dan menghina pihak lain. Mencela karena kecacatannya atau kekurangan pada fisiknya seperti dalam mengucapkan sesuatu, atau mengelabui pihak yang lebih besar atau menimpakan celaka kepada orang buta seperti dengan memasang perangkap untuknya atau lainnya tanpa menjelaskan kekeliruan dari perbuatan orang yang salah atau perbuatan mereka yang memasang perangkap. Di antara kisah yang terkenal dalam menumbuhkan pemikiran keliru dari sisi pendidikan adalah film Tom and Jerry.

    Hendaknya kita mendidik anak-anak kita dengan kisah nyata yang mengandung hikmah dan pelajaran penting. Sebagaimana dalam kisah kidah para Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam

    Kisah-kisah para sahabat dan orang-orang saleh tentang bagaimana keimanan dan akhlak mereka. Mari kita menghindari mendidik anak dengan cerita fiksi yang dibangun di atas kedustaan karena akan menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak.
    Wallahu ‘alam bisshawab

    Semoga bermanfaat , Wassalamu’alaikum Warrahmatullah

    Ustad Djaka Musyarif Hidayat [Pengasuh Ruang Konsultasi Islami & Pernikahan ]
    Disusun Oleh : Zaki Zamani [ Tim Manajemen Keluarga ]
  • 0 komentar:

    Posting Komentar