Assalamu’alaikum,
sahabat fillah. Dalam hidup kita sehari-hari, dua hal berbeda yang silih
berganti adalah adalah kesenangan dan kesusahan. Bahkan menurut beberapa orang,
kalau hidup itu indah karena perbedaan tersebut.
Bayangkan kalau orang senang
terus atau susah terus, tentu bukan sesuatu yang baik. Ketika kita senang, maka
kita diharapkan ingat ketika dulu pernah susah. Dan ketika kita susah ingatlah
bahwa suatu saat akan ada kesenangan. Hal ini seperti firman Allah SWT:
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” - QS Alam Nasyrah 5-6
Hal
penting yang perlu diperhatikan bagaimana sifat dasar seorang manusia dalam
menghadapi kedua hal tersebut. Allah SWT berfirman:
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.” - QS. Al Israa’ 83
Dalam
ayat ini, Allah SWT menyebutkan sifat manusia terhadap kesenangan terlebih
dahulu karena ujian terhadap kesenangan adalah lebih berat.
Secara
psikologis, seorang muslim apabila ditimpa musibah maka dia akan mendekat
kepada Allah SWT dan bersabar, sedang orang yang berhasil biasanya memiliki ego
bahwa keberhasilan itu adalah karena hasil jerih payahnya.
Kembali
kepada sifat manusia jika mendapat kebahagian .Jika mendapatkan kesenangan maka
dia memiliki dua kecenderungan yaitu berpaling dari Allah SWT dan sombong
terhadap manusia. Jika kesuksesan terjadi pada orang yang tidak beriman maka
akan memperkuat keyakinannya bahwa tidak perlu percaya kepada Allah SWT untuk
meraih kesuksesan.
Mereka akan mencibirkan kaum Muslim yang rajin sholat tapi
kehidupannya masih miskin. Sedang bila keberhasilan pada orang munafik, maka
mereka berkata “Buat apa sholat? Toh saya masih bisa mendapatkan rizki dari
Allah.” Memang Allah SWT melimpahkan rizqi pada setiap manusia di dunia ini
tanpa pandang bulu apakah mereka beriman atau mengingkari.
Bagi
seorang muslim, keberhasilan masih membuat dia melaksanakan sholat dan ibadah
lain. Tapi ada hal lain yang mungkin tidak kalah bahayanya, yaitu adanya
perasaan sombong terhadap apa yang didapatkannya. Apa sombong itu? Rasulullah
SAW pernah bersabda:
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” - HR. Muslim
Hal
ini yang sering sulit untuk dihindari. Orang yang sukses terkadang sulit untuk
menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain, apalagi dari orang yang
lebih muda, lebih miskin atau lebih rendah derajatnya. Penolakan kebenaran
tersebut biasa dibarengi dengan merendahkan orang lain, karena dia menganggap
dialah yang lebih tinggi, lebih berhasil dan lebih berkuasa.
Demikianlah,
kita semoga kita selalu bisa menjaga hati dalam setiap keadaan. Aamiin
Semoga
Bermanfaat, Wassalamu’alaikum
Faida
Annaila
vian-atzu.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar