Assalamu’alaikum
, sahbat fillah, banyak hal kecil yang selelu kita remehkan dalam kehidupan ini
yang akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Artikel yang saya bagikan ini
adalah artikel yang berkaitan dengan bersuci dan adabnya khususnya untuk pria,
yaitu Hikmah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing berdiri
untuk kesehatan.
Sahabat
fillah, buang air kecil ( kencing ) ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi
bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam melakukan
aktivitas inipun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai
aturan.Secara medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu
pada semua penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab
penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.
Secara
agama, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan
mendirikan shalat, ketika akan ruku' atau sujud maka terasa ada sesuatu yang
keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpencar
ketika kencing sambil berdiri, apabila hal ini terjadi maka shalat yang
dikerjakannya tidak sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat
sahnya shalat adalah suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)
Umumnya
kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena
pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa) untuk
kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan kesehatan.
Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga kita sering
mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, karena memang
terdapat efek negatif dari kencing berdiri.
Kebiasaan
orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam
pundit-pundi yang tidak habis. Berbeda dengan buang air jongkok sambil
berdehem-dehem,. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis.
Ketika
buang air kecil berdiri Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu.
Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong
seni adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar.
Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.
Maka
ada baiknya kita belajar adab-adab di kamar mandi (WC) berikut agar kita banyak
mendapatkan manfaat baik di dunia (kesehatan) maupun di akhirat (agama)
1.
Membaca Do’a.
Kamar
mandi/wc adalah tempat tinggal setan. Karena karena itu hendaknya kita memohon
perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan laki laki dan perempuan dengan
mengucapkan do’a:
Allahumma inniy a'udzubika minal khubusi walkhobaais
,”se-sungguhnya aku berlindung kepadaMu dari godaan setan laki-laki dan perem-puan”.(HR.Ahmad dari Anas bin Malik )
Masuk
kamar mandi/WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan.
Inilah
sunnah yang diperintahkan oleh Nabi saw. Berbeda jika kita masuk masjid dan
rumah, masuk masjid atau rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.
2. Jongkok
Jangan Berdiri.
Buang
air jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat), agar kotoran bisa
keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah
syahwat.
3.
Menggunakan Alas Kaki.
Menurut
penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type
Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan
proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala
merusak jaringan otak yang menyebabkan otak lemah tak mampu lagi mengingat,
blank semua memori otak sehingga pikun.
Sandal
hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor,
lembab dan tak mengenai sasaran kebesihan.
4.
Beristinja’ Dengan Air dan Dengan Tangan Kiri.
Beristinja’
(bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan tissue atau lainnya
kecuali jika tidak ditemukan air ketika dihutan, padang pasir dsb. Boleh
gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan air setelahnya.
Syarat
kebersihan dan kesucian dari najis menurut syariat adalah hilang warna, hilang
bau, dan hilang rasa dari najis tersebut. Beristinja’ juga disunnahkan dengan
tangan kiri, inilah pembagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk
urusan ‘belakang’ sedangkan untuk makan & minum disunnahkan dengan tangan
kanan, jangan dicampuradukkaan, tangan yang untuk urusan belakang itu juga
untuk makan. Dan Nabi melarang makan & minum dengan tangan kiri.
5.
Jangan Merancang/Merencanakan Sesuatu di WC.
Dilarangnya
merencanakan atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC
adalah markaznya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC. Karena
dikhawatirkan rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan syetan
yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak
mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan doa
keluar WC.
Secara
adab dan budaya pun sangat tidak baik, masa sambil buang kotoran mencari
ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu yang baik apalagi sesuatu itu menyangkut
hajat hidup orang banyak. Disunnahkan juga untuk menyegerakan keluar WC apabila
hajat sudah selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau
Koran.
6.
Ketika Buang Air Dilarang Menghadap atau Membelakangi Qiblat.
Apabila
lubang WC menghadap qiblat hendaknnya ketika buang air badan agak diserongkan
sedikit
Demikian
hikmahnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing berdiri. Dan
bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari WC dan mau shalat, ketika
ruku' dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluan, itu
adalah sisa air kencing yang tidak habis terpencar akibat dari kencing berdiri
yang tidak tuntas keluar, hal ini menyebabkan shalat tidak sah karena salah
satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis baik hadats kecil
maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.
Semoga
bermanfaat, salam sehat. Wassalamu’alaikum
Faida
Annaila
vian-atzu.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar