Assalamu’alaikum
Warrahmatullah, sahabat fillah. Di dalam Islam, setiap hal yang kita lakukan
memang dapat dijadikan sebagai sarana ibadah salah satu-nya bekerja, selama tak
bertentangan dengan ajaran agama ini. Namun dalam kenyataannya, meski telah
banyak yang mengetahui landasan bekerja sebagai sarana ibadah, belum banyak
umat Islam yang mengetahui bagaimana cara melakukannya atau mewujudkannya.
Tentu
sahaja, dengan menjadikan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibadah, catatan amal
yang dimiliki akan semakin bertambah, dan tentunya penghasilan yang didapat
akan menjadi barokah.
Berikut
adalah tiga landasan yang membuat pekerjaan yang kita lakukan dapat dijadikan
sarana dalam beribadah;
1. Niat baik.
Islam mengajarkan agar setiap hal yang kita lakukan selalu didasarkan atas niat
baik atau dengan kata lain bukan hanya untuk mengejar harta kekayaan semata
namun juga harus dilandasi atas semangat beribadah kepada Allah.
Sebagai
orang Islam, apapun pekerjaan yang kita miliki, apakah itu karyawan swasta,
pegawai negeri atau bahkan wiraswasta sekalipun, menanamkan niat yang baik
untuk beribadah kepada Allah akan menjadi satu landasan untuk mewujudkan
“bekerja sebagai ibadah”.
Bahkan
ada yang mengatakan bahawa meski pekerjaan yang kita miliki baik dan
menghasilkan penghasilan yang cukup baik pula, namun jika kita tak mengawalinya
dengan niat yang baik, maka apa yang akan kita peroleh tidak akan menjadi
berkah.
Jadi,
dalam hal ini Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu mengawali segala hal
yang akan kita lakukan dengan berniat atau setidaknya membaca Basmalah. Dengan
awal yang baik, segala sesuatu yang kita kerjakan akan menjadi sarana ibadah.
2.Melakukan Pekerjaan Dengan Cara yang baik
Di dalam melakukan pekerjaan, kita sebagai orang Islam diwajibkan untuk
memiliki pekerjaan yang halal dan dilakukan dengan cara yang baik. Setelah
diawali dengan niat untuk beribadah kepada Allah, kita diwajibkan untuk bekerja
dengan cara yang baik pula.
Selama
kita bekerja di area yang tak diharamkan dan kita senantiasa menjunjung tinggi
kejujuran dalam melakukan pekerjaan tersebut, maka itu sudah dianggap sebagai
satu perwujudan keimanan. Di samping itu, sikap istiqomah dan tawakal juga
harus selalu dijunjung tinggi.
Maksudnya,
berapapun hasil yang kita dapatkan dari pekerjaan yang kita miliki, kita harus
tetap bersyukur kepada Allah dan kita dilarang untuk berputus asa. Dan ingat,
jangan menghalalkan cara yang haram untuk meraih tujuan yang kita miliki.
3. Gunakan Hasil Kerja untuk hal yang bermamfaat
Apa yang akan kita lakukan dengan penghasilan yang kita miliki? Untuk bersenang
– senang? Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita? Dan apakah sebagian dari
penghasilan yang kita miliki sudah kita berikan kepada yang berhak?
Kita
harus ingat bahawa di luaran sana, masih banyak orang belum seberuntung kita.
Islam mengajarkan dan mengingatkan bahawa sebagian dari penghasilan yang kita
dapatkan dari pekerjaan kita adalah milik anak yatim, orang miskin, masjid dan
lain sebagainya.
Kita
juga harus ingat pula bahwa rejeki yang kita miliki berasal dari Allah, bukan
yang lain. Meski kita telah bekerja siang malam, bahkan mungkin hingga tak
ingat waktu, namun jika Allah tak mengijinkan kita untuk mendapat rejeki yang
banyak, maka kita tak akan mendapatkannya.
Oleh
kerana itu, mumpung saat ini keadaan ekonomi kita belum “disempitkan” oleh
Allah, mari kita berikan apa yang menjadi hak fakir miskin dan anak – anak
yatim.
Sahabat fillah, dengan
menyedekahkan harta yang kita miliki, harta kita tak akan berkurang bahkan
justru akan semakin berlipat ganda. Ibarat kran air, jika kita biarkan terus
tertutup maka air yang ditampung hanya akan sebanyak itu namun jika dibuka maka
akan ada semakin banyak air yang mengalir, dan kita sebagai manusia hanyalah
berperan sebagai kran dan air adalah rejeki yang kita miliki.Dan ketahuilah,
bahawa tak ada orang yang jadi miskin kerana banyak bersedekah.
Semoga
bermamfaat, wassalamu’alaikum warrahmatullah
Vian
Atzu
vian-atzu.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar