Ini yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar
agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain.
Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar
masih dilakoni. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan.
Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun
berusaha terus untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Allah Ta’ala berfirman,
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu
ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut
ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An
Najm: 32).
Janganlah engkau mengatakan dirimu suci, dirimu lebih baik. Nabi
saw juga bersabda,
“Janganlah menyatakan diri
kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara
kalian.” (HR. Muslim).
Jika kita ingin memiliki tahu bahayanya menganggap diri lebih
baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Lalu lihat para
orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan
kita, pasti mereka akan menjauh.
Seharusnya sikap seorang muslim adalah mengedepankan suuzhon
(prasangka jelek) pada diri sendiri. Ia merasa dirinya serba kurang. Tak
perlulah ia memandang kejelekan pada orang lain. Kita ingat kata pepatah,
“Semut di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak.”
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Salah
seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia
lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari).
Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri
sendiri.
“Tiga
hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti
hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri
sendiri).”
Harusnya kita melihat contoh Abu Bakr Ash-Shidiq, ia malah berdoa ketika dipuji oleh orang lain.
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa
a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun,
wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih
mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui
keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih
baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak
ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] ( HR.Al Baihaqi )
Sikap Abu
Bakr di atas menunjukkan bahwa ia merasa dirinya tidak lebih baik dari pujian
tersebut. Marilah kita memiliki sifat yang baik seperti ini.
Semoga Bermamfaat
0 komentar:
Posting Komentar