Utsman
bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur
Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal
namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat
Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang
memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri
kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
Usman
bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibu beliau
adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar
dan termasuk golongan Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk
Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi
yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh
Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi
engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau
pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman
masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah
menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Pada
saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena
meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan
kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habbasyiah hingga
tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti
Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman
dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan
Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di
Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Pada
saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw
memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk,
Utsman mendermakan 1000 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham
sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya
perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala
membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham
yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu
beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu
Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta
untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
Setelah
wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk
memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan
yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi
Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdurrahman bin
Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah
mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat
pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka
diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang
tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi
pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam
telah betul-betul mapan dan terstruktur.
Beliau
adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah)
dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan
rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi
rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang
sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika
Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan
laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.
Selama
masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau
kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun
hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka
bersekongkol untuk membunuh khalifah. Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh
pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski
Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip
untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid
pada hari Jumat tanggal 17 Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil
memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis
seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang
syahid nantinya. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Semoga Bermamfaat
Vian Atzu
0 komentar:
Posting Komentar