Assalamu’alaikum,
Sahabat fillah. Siapa Yang ingin menjadi suami dan bapak ideal dalam rumah
tangga? Tentu ini dambaan setiap lelaki, khususnya yang beriman kepada
Allah Ta’ala dan hari akhir. Dan tentu saja ini tidak mudah
kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah.
Sosok kepala rumah tangga ideal yang sejati,
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku – H.R Tarmizi & Ibnu Hibban
Islam
memberikan banyak kiat untuk menjadi suami yang baik. Bagaimanakah cara untuk
menjadi suami yang baik? Berikut ini kami sampaikan 10 kiat, yaitu;
1. Mempergauli Istri Dengan Cara Yang Ma’ruf (baik)
“Dan bergaullah dengan mereka(para istri) dengan baik.”- QS. an-Nisa’: 19.
Ibnu Katsir berkata, “Berkatalah yang baik
kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri.
Berbuat baiklah sebagaimana kalian suka jika istri kalian bertingkah laku
demikian.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
2. Memberi Nafkah, Pakaian dan Tempat Tinggal Yang
Baik
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf. - QS. al-Baqarah: 233.
Dalam firman-Nya yang lain, artinya,
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.” - QS. ath-Thalaq: 7.
Rasulullah shallallohu ‘laihi wasallam bersabda,
ketika haji wada’,
“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. (sampai perkataan beliau) Kewajiban kalian kepada istri kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang ma’ruf.” - HR. Muslim.
Ibnu
Katsir berkata, “Bapak dari si anak punya kewajiban memberi nafkah
pada ibu si anak, termasuk pula dalam hal pakaian dengan cara yang ma’ruf
(baik). Yang dimaksud dengan cara yang ma’ruf adalah dengan memperhatikan
kebiasaan masyarakat tanpa berlebih-lebihan dan tidak pula pelit. Hendaklah ia
memberi nafkah sesuai kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap
pertengahan dan hemat.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
3. Mengajari Istri Ilmu Agama
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” - Qs. at-Tahrim: 6.
‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah
mengatakan, “Ajarilah adab dan agama kepada mereka.”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Lakukanlah ketaatan
kepada Allah dan hati-hatilah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat
Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan
neraka.”
Mujahid
berkata,“Bertakwalah kepada Allah dan nasihatilah keluargamu untuk
bertakwa kepada-Nya.”
Adh-Dhahak
dan Maqatil berkata,“Kewajiban bagi seorang muslim adalah mengajari
keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-laki atau perempuannya perkara wajib
yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (Tafsir al-Qur’an
al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
Mungkin sahabat fillah bertanya, “Bagaimana
jika kita tidak bisa mendidik istri, karena kita sendiri kurang dalam hal
agama?”
Jawab, hendaklah kita memperbaiki diri. Berusaha untuk
mempelajari Islam lebih dalam sehingga Anda bisa memperingatkan dan mendidik
istri. Jika tidak bisa, hendaklah mengajaknya datang ke majelis ilmu
sebagaimana Anda pun demikian. Atau, cara lain yang dapat meningkatkan
keberagamaan Anda dan istri lebih baik dari sebelumnya.
4. Meluangkan Waktu Untuk Bercanda Dengan Istri
Tercinta
Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana
yang diceritakan oleh istri beliau, ‘Aisyah, Ia pernah bersama Nabi dalam
safar(bepergian). ‘Aisyah lantas berlomba lari bersama beliau. ‘Aisyah berkata,
Akupun mengalahkan beliau. Tatkala aku sudah bertambah gemuk, aku berlomba lari lagi bersama Rasul, namun kala itu beliau mengalahkanku. Lantas beliau bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku dahulu.”- HR. Abu Daud.
5. Mengajak Istri Dan Anak Untuk Rajin Beribadah
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”- QS. Thaha : 132.
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Dan pukullah mereka jika telah berumur 10 tahun.” - HR. Abu Daud.
Rasulullah
shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya - HR. Abu Daud
6. Melihat Sisi Positif Istri Anda
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika sang suami tidak menyukai suatu akhlak pada sang istri, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai. - HR. Muslim,
7. Jangan Memukul Wajah Istri Dan Jangan Pula
Menjelek-Jelekkannya
Mu’awiyah al Qusyairi, pernah bertanya kepada
Rasulullah mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah bersabda,
“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan jangan engkau memukul wajah, dan jangan pula menjelek-jelekkannya serta jangan pula mendiamkannya(dalam rangka nasihat) selain di rumah.- HR. Abu Daud,
8. Jangan Meng-Hajr (Pisah Ranjang Dalam
Rangka Mendidik) Selain Di Dalam Rumah
“ Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka) di tempat tidur mereka.”- Qs. an-Nisa: 34.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di mengatakan
bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak berhubungan intim dengan
istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Taisir al-Karimir Rahman, ibn
Sa’di).
9.
Membenahi Kesalahan Istri Dengan Baik
“Dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, niscaya tetap bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan.- HR. Muslim.
10. Memberikan Nafkah Batin
Inilah salah satu pelajaran dari hadits Abu Darda’
berikut ini.
Nabi mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu
saat Salman mengunjungi –saudaranya- Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat Ummu
Darda’, dalam keadaan tidak gembira. Salman pun berkata kepada Ummu Darda’, “Kenapa
keadaanmu seperti ini?” “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan ia
tidak lagi mempedulikan dunia”, jawab wanita tersebut. Ketika Abu
Darda` tiba, dia membuatkan makanan untuk Salman lalu berkata, “Makanlah
karena aku sedang berpuasa.” Salman menjawab, “Saya tidak akan
makan hingga kamu ikut makan.” Akhirnya Abu Darda’ pun makan.
Ketika
tiba waktu malam, Abu Darda’ beranjak untuk melaksanakan shalat namun Salman
berkata kepadanya, ‘Tidurlah.’ Abu Darda` pun tidur, tidak
berapa lama kemudian dia beranjak untuk mengerjakan shalat, namun Salman tetap
berkata, ‘Tidurlah.’ Akhirnya dia tidur. Ketika di akhir
malam, Salman berkata kepadanya, ‘Sekarang bangunlah,’ Abu Juhaifah berkata,
‘Keduanya pun bangun dan melaksanakan shalat, setelah itu Salman berkata, ‘Sesungguhnya
Rabbmu memiliki hak, dan badanmu memiliki hak, istrimu memiliki hak atas
dirimu, maka berikanlah hak setiap yang memiliki hak.’” Selang beberapa
saat Nabi datang, lalu hal itu diberitahukan kepada beliau, Nabi
bersabda, “Salman benar.” - HR. al-Bukhari,
Menurut
pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, seorang suami wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan
suami dan kecukupan istri.
Akhirnya,
semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan segala hal yang
dicintai dan diridhai-Nya. Amien. Allahu a’lam.
Baca
Juga : 6 Pesan Untuk Para Isteri
Semoga
bermanfaat, wassalamu’alaikum
Akhmad
Fauzi
0 komentar:
Posting Komentar