Assalamu’alaikum
Warrahmatullah. Sahabat Fillah. Suatu hari ada seorang laki-laki yang memuji
sahabatnya di hadapan Rasulullah saw, beliaupun bersabda: "Celakalah
engkau.. Engkau telah membunuh sahabatmu". Beliau mengucapkannya
berulang-ulang.Selanjutnya beliau bersabda: "Jika salah seorang diantara
kamu memuji sahabatnya maka katakanlah, "Aku kira si Fulan (begini dan
begitu) dan Allah subhanahu wa taala yang berhak menilainya. Dan aku tidak
mensucikan siapapun dihadapan Allah. Aku menilai dia begini dan begitu.."
(muttafaq alaih)
Sahabat
fillah.Pada hadits diatas rasulullah saw meng-ilustrasikan kata-kata sanjungan
dan pujian dengan kebinasaan, hal itu disebabkan kata-kata tersebut memiliki
dampak buruk bagi jiwa, terutama bagi
mereka yang sangat mendambakan pujian. Ia akan membuat orang yg dipuji takabbur
dan merendahkan orang lain.
Bila
itu terjadi, maka mereka akan enggan menerima nasehat dan kritik, obsesi mereka
adalah keharuman nama dan popularitas, sehingga tak heran bila suara kebenaran
akan lenyap, keadilan akan dikebiri. Kerana semakin seseorang dipuji maka
kemunafikan akan muncul pada dirinya, kepalsuan akan tumbuh, dan pada akhirnya
pujian akan mengantarkannya pada penyakit mental, penyakit suka dipuji atas apa
yang tidak pernah dilakukannya. Itulah sebabnya mengapa rasulullah saw menyuruh untuk
melemparkan debu ke wajah orang yang suka memuji.
Bila
harus memuji orang lain, maka sebaiknya pujian tersebut obyektif dan terbingkai
dengan kejujuran. Dalam arti bahwa apa yang kita sanjung benar-benar ada pada
diri orang tersebut. Sembari mengatakan, "Saya tak ingin menyucikan
siapapun di hadapan Allah".
Jadi
berhati-hatilah saat menyanjung/memuji orang lain. Semoga bermamfaat
Wassalamu’alaikum
Warrahmatullah
Vian
Atzu
0 komentar:
Posting Komentar