• Al-Ummu madrasah al-ula

    Assalamu’alaikum. Sahabat fillah, Allah swt berfirman “

    “ dan Hendaklah takut kepada Allah dan orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap ( kesejahteraan ) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepda Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” – Q.S An-Nisa : 9.

    Pendidikan anak sangat disarankan dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Ketika sang ibu rajin beribadah, insya Allah, kelak janin yang dikandungnya akan menjadi Ahli Ibadah. Ketik ibu rajin membaca Al-Qur’an insya Allah, kelak anak yang dilahirkannya pun akan mencintai Al-Qur’an. Ketika sang ibu sangat berhati-hati menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan, insya Allah kelak anaknya-pun menjadi hamba-nya yang ihsan.

    Betapa besar-nya peranan seorang wanita dalam mencetak generasi rabbani. Sebagaimana visi pernikahannya untuk menjadikan rumah tangga sebagai lahan tumbuhnya generasi yang akan menegakkan panji islam. Generasi yang tumbuh dalam rumah tangga yang menjadi pusat kaderisasi terbaik.

    Ketika sang anak hadir kedunia, sebuah tugas sangat berat telah diemban dipundak seorang ibu. Tugas mendidiknya, membekalinya dengan life-skill, agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang berubah dengan cepatnya setiap hari. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda kondisinya dengan masa kini.

    Ketika sang anak mulai banyak bertanya “ Ini apa?”, “Itu Apa?”, “Kenapa Begini?”, “kenapa Begitu?”, seorang ibu dituntut untuk untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar.

    Sahabat fillah, masa yang penting ini, yang disebut dengan Golden-Age ( Masa Ke-emasan ) , masa dimana anak sangat mudah menyerap segala informasi, belajar tentang segala sesuatu. Dan ibu adalah orang yang terdekat dengan anak, yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Menjadikan ibu sebagai sumber ilmu, pendidik pertama bagi anak-anak, yang menanamkan pondasi awal dan utama bagi generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan itu.

    Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, tugas ibu tidak lantas menjadi berganti oleh sekolah. Bahkan sang ibu dituntut untuk dapat meng-imbangi apa yang diajarkan disekolah.

    Peran wanita demikian strategis ini, menuntut wanita untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka,wanita harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidikan yang berkualits pula. Hal itu berarti, seorang wanita tidak boleh berhenti belajar.

    Seorang wanita itu memilki potensi yang sangat besar, namun sayang-nya ketika ia menikah, maka potensi itu seolah-olah lenyap. Menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal belajar itu proses seumur hidup, long life education. Itulah yang dipesankan oleh Rasulullah dalam hadistnya.
    “ Tuntutlah Ilmu dari buaian ibu hingga liang lahat “
    Artinya, tidak lantas ketika seorang muslimah menikah , maka kesempatan menuntut ilmunya berhenti sampai disitu, dikarenakan waktu dan tenaganya habis untuk mengurus suami dan anaknya. Karena itu, dengan atau tanpa dukungan dan fasilitas dari suami, seorang wanita harus kreatif menciptakan cara untuk terus mencari ilmu., untuk meningkatkan kualitas dirinya. Wanita adalah lembaga pendidikan, dan apabila dipersiapkan artinya akan lahir pemuda-pemuda berjiwa mulia.

    Ukhtifillah, teruslah mencari ilmu, bekali dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan akidah men-shahihkan ibadah, membaguskan akhlaq,meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain.

    Teladanilah wanita anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama.teladanilah para sahabiyah yang bahkan meminta Rasulullah saw untuk diberikan kesempatan dihari tertentu khusus untuk mangajari mereka. Sehingga, akan bermunclan kembali ‘Aisyah-aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya.

    Ukhtifillah, didik putra-putri-mu agar mengenal Allah dan taat pada-nya. Agar gemar membaca dan menghapal Kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah saw dan meneladani beliau. Bekali dengan akhlak imani, mencintai sesama, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali Khonsa-Khonsa yang mencetak para syuhada.

    Didik putra-putri kita sebagai amanah illahi, bekali mereka dengan akhlak imani dan jadikan mereka sebagai mukmin sejati.

    Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum.

    Admin Manajemen Keluarga
    vian-atzu.blogspot.com
  • 0 komentar:

    Posting Komentar