Assalamu’alaikum,
sahabat fillah. Dalam masa penantian, tak jarang sebagian dari kita merasa
‘Klik’ dengan seseorang, terutama para akhwat ,yang sering kali hanya mampu
mengagmi dan menatap dari jauh.
Sahabat, tetaplah mencintai karena Allah, karena cinta tak pernah salah, termasuk cinta sahabat padanya. Pada dia yang sahabat cinta dalam diam. Maka, bila kita belum siap untuk melangkah lebih jauh dengan seseorang yang kita cintai, cukup cintai dia dalam diam. Bukan dengan mnyatakan perasaan sahabat padanya. Karena, diam justru bukti cinta sahabat padanya.
Dengan
diam, kita tak akan merusak kehormatan yang telah kita jaga, tak akan merusak
Izzah dan Iffah yang telah dirawat selama ini. Dengan cara seperti ini, kita
akan belajar untuk memuliakan-nya, dengan tidak mengajak-nya menjalin hubungan
yang tidak diridhoi Allah.
Mungkin
saja orang yang selama ini kita cintai adalah orang yang Allah siapkan untuk
kita. Masih ingat tidak bagaimana kisah sayidina Ali ra dengan Fatimah
Az-zahra? Bukankah dari mereka kita bisa belajar menahan diri untuk sesuatu
yang belum menjadi hak kita.
Seperti
diutarakan oleh Ustad. Salim A.Fillah dalam bukunya, ada sebuah sub yang
bertuliskan “ Indahnya menahan, menunggu buka penuh kejutan’. Istilah menahan diri
itu ibaratnya kita sedang berpuasa. Puasa panjang dan hanya Allah yang akan
memberitahu kepada kita, kapan waktu paling tepat untuk berbuka. Jangan pernah
menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka akan menyalah gunakan cinta hingga
berbuat dosa.
Saat
cinta hadir, hadapilah dengan anggun. Dengan menikmati setiap hal yang singgah.
Tidak perlu lebay dalam menyikapi rasa. Tidak usah juga kita umbar rasa kesana
kemari, hingga seluruh dunia tahu bahawa kita sedang merasakan indah-nya cinta.
Dalam diam, tersimpan kekuatan harapan, sehingga Allah mungkin berkenan membuat
harapan itu menjadi nyata.
Kalau
cinta dalam diam tidak ter-wujud didunia nyata, biarkan ia tetap diam. Biarkan ia
menjadi sebuah wujud cinta. Meski dalam buku hiduop kita yang usang, tetaplah berbaik
sangka kepada Allah. Dan terus berikan keyakinan didalam hati, bahawa jika
Allah memiliki rencana lain, bisa jadi itu adalah kado istimewa untuk kita.
Kalau
dia memang bukan untuk kita, tidak usah sedih dan pasang muka bête. Seiring
waktu berjalan, biarkan cinta dalam diam itu tergantikan pleh rasa yang lebih
indah dan orang yang tepat.
Sekali
waktu biarkan hati dan jiwa kita terbang bebas menjalani segala niatan baik
yang telah kita kuatkan melalui do’a-do’a panjang. Titipkan cinta yang kita miliki pada-nya. Curahka segala
do’a padanya sebagai bentuk penjagaan dihati kita. Sungguh, hanya Allah Yang
Maha Tahu dan Menjaga saat kita dan dia sama-sama berjauhan, saat kita dan dia
sama-sama dicekam oleh rasa rindu ingin bertemu. Tenangkan hati dengan berdzikir
dan taddabur, agar damai senantiasa tercipta dalam cinta yang kita curahkan.
Semoga
Bermanfaat,wassalam’alaikum
Admin
Manajemen Cinta
0 komentar:
Posting Komentar