Aalamu'alaikum,, sahbat fillah dalam hidup kita akan menghadapi 2 hal dan itu pasti akan ada, yang sering kita temui adalah 2 kata yaitu gagal dan sukses atau sukses dan gagal, cara nmenghadapi kalo kita gagal ederhana tapi agak susah untuk diaplikasikan yaitu "Jangan Putus Asa"
“Saya sudah berusaha, tapi mentok lagi-mentok lagi. Gimana nih?”
“Saya sudah berusaha, tapi mentok lagi-mentok lagi. Gimana nih?”
Ya, terus berusaha. Cari jalan lain. Asalkan tidak putus asa,
insya Allah akan menemukan jalan lain. Ketika satu jalan tertutup, yakinlah
Allah telah membuka jalan-jalan lain yang lebih baik.
Kita bisa belajar dari Siti Hajar tentang kesungguhan atau lebih
kerennya persistensi.
Suatu ketika Nabi Ibrahim as. diperintahkan oleh Allah untuk
membawa Siti Hajar dan Ismail ke sebuah padang pasir yang gersang dan
meninggalkannya di sana untuk jangka waktu tertentu sebagai ujian bagi Siti
Hajar dan anaknya, Nabi Ismail as.
Sebagai orang beriman dan istri salehah, Siti Hajar tidak
menggugat keputusan suaminya karena ia meyakini Allah pasti senantiasa
menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya. Pasti ada hikmah yang besar dibalik
perintah Allah tersebut.Siti Hajar pun ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim as. Kini, ia
hanya berdua dengan anaknya, Ismail, yang masih bayi.
Suatu saat, Nabi Ismail merasakan kehausan.Siti Haja rberusaha untuk
menyusuinya, tapi tiba-tiba air susunya kering. Kemudian, Siti Hajar berusaha
sekuat tenaga mencari air untuk anaknya. Ia berlari bolak-balik ke bukit Shafa
dan Marwa, namun tak juga menemukan air. Tetapi, Siti Hajar tak berhenti
dan menyerah. Ia terus berusaha mencari air dengan seluruh kemampuannya.
Akhirnya, Allah memberikan pertolongan-Nya.Siti Hajar telah lulus
ujian. Dari hentakan kaki Ismail keluarlah air. Kemudian, Siti Hajar berucap,
“Zamzam-zamzam”, yang artinya berkumpul-berkumpul. Maka, jadilah sumber mata
air yang kini kita kenal dengan nama sumur zamzam yang airnya tak pernah
kering. Tahukah Anda tempat Siti Hajar dan Ismail tersebut itulah yang sekarang
kita kenal sebagai kota Mekah Al-Mukaramah.
Kisah Siti Hajar di atas memberikan pelajaran yang sangat berharga
bagi kita. Upaya Siti Hajar yang tak kenal menyerah dan putus asa dalam mencari
air untuk anaknya melambangkan suatu sikap persistensi (keteguhan hati).
Keteguhan hati disertai niat yang tulus kerana Allah semata telah mendorong
Siti Hajaruntuk terus berjuang mencari air di tengah pada pasir yang
gersang.
Lantas, ketika Siti Hajar seorang diri di tengah padang pasir, apa
yang diyakininya? Apa cahaya harapan itu? Itulah cahaya Allah. Cahaya hidayah
yang terang benderang. Inilah esensi dari pelajaran yang bisa dipetik dari
kisah Siti Hajar.
Ketika kita telah memiliki keyakinan yang total kepada Allah, maka
jangan khawatir dan jangan pula bersedih hati ketika menghadapi setiap tantangan
dan rintangan dalam hidup ini. Segalanya ada dalam genggaman Allah, maka
teramat mudah bagi Allah untuk menghilangkan tantangan dan rintangan tersebut.
Yakinlah innallaha ma’ana (Allah bersama kita).
Tak ada yang sia-sia jika kita melakukannya secara tulus kerana
Allah semata. Kewajiban manusia adalah terus berusaha tanpa kenal putus asa.
Niscaya Allah akan memberikan “air zamzam” sebagai simbol rezeki yang berkah,
kemenangan, dan kebahagiaan.
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah dengan (memeroleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fushilat : 30).
Semoga Bermamfaat dan terinspirasi
Vian Atzu
Admin vian-atzu.blogspot.comVian Atzu
Ikuti Saya Di Twitter
Temukan saya Di GooglePlus
0 komentar:
Posting Komentar