• Sabar dan Bersyukur

    Iman itu terdiri dari dua bagian. Setengahnya adalah kesabaran dan setengahnya lagi adalah rasa syukur, sesuai dengan yang dise­butkan dalam kabar-kabar dan atsar-atsar.

    Adapun kesabaran, Allah Ta'ala telah berfirman memuji sifat itu, 
    "Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar." (QS. As-­Sajdah: 24)


    Allah berfirman, "Dan telah sempurnalah perkataan Tuhan-mu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka." (QS Al-A'raf:137) 
    Allah berfirman, "Kami akan memberi balasan kepada orang­-orang yang sabar." (QS. An-Nahl: 96)

    Nabi Saw. ditanya tentang iman, maka beliau menjawab, "Kesa­baran dan tenggang rasa."
    Nabi Saw. bersabda, "Kesabaran itu adalah harta terpendam di surga."

    A. Hakikat Kesabaran
    Kesabaran terdiri dari pengetahuan, keadaan, dan amal. Pengeta­huan di dalamnya seperti pohon, keadaan seperti ranting-ranting, dan amal seperti buah. Maka engkau ketahui bahwa maslahat keaga­maan terdapat dalam kesabaran. Akibatnya, timbul kekuatan dan dorongan untuk melakukan kesabaran. •

    Hal itu dilakukan terhadap ibadah atas sabar dari melampias­kan syahwat. Dalam semua keadaan itu membutuhkan semacam kesabaran hingga tidak berlebih-lebihan dalam melakukan per­buatan-perbuatan yang mubah.

    Adapun kesabaran dalam ibadah hendaklah diketahui bahwa seseorang bersabar beberapa hari dan akan bahagia selama-lamanya sebagai imbalannya. Ia memerlukan kesabaran untuk tidak menyiar­kan dan merusaknya dengan riya'.

    Kesabaran terbesar adalah sabar dalam menahan diri dari me­lampiaskan syahwat dan berlarut-larut dalam melakukannya, dan jugs seseorang harus sabar bila diganggu oleh seseorang dengan perkataan atau perbuatan.

    Seorang sahabat Nabi Saw. berkata, "Kami tidak menganggap iman seseorang sebagai iman bila ia tidak sabar di kala menghadapi gangguan."

    Allah Ta'ala berfirman, 
    "Dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan ha­nya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang bertawakal. " (QS. Ibrahim:12)

    Kesabaran ini terkadang dilakukan atas perbuatan itu dengan menahannya annya dan terkadang sabar dari pembalasannya. Kedua hal menunjukkan kesempurnaan iman.
    Macam yang lain adalah sesuatu yang menyerang tanpa disengaja,seperti musibah berupa penyakit, hilangnya penglihatan, kelumpuhan anggota tubuh, dan kematian orang yang dicintai. Ibnu abbas ra. berkata, "Kesabaran dalam Al-Qur'an ada tiga macam, yaitu kesabaran untuk menunaikan kewajiban-kewajiban karna Allah Ta'ala dan ia mempunyai 300 derajat, kesabaran untuk tidak melanggar larangan-larangan Allah Ta'ala dan ia mempunyai 600 derajat, dan kesabaran dalam menghadapi musibah pada pukulan pertama dan ia mempunyai 900 derajat."

    Kesabaran yang bagus itu ialah yang tidak diketahui dari penderita ­musibah, dan tidak mungkin mencapai hal ini kecuali dengan latihan yang lama dalam masa yang lama. Wallahu a'lam.

    B. Syukur
    Adapun rasa syukur, keutamaannya ialah bahwa Allah mengait­kannya dengan zikir, sedangkan Allah Ta'ala berfirman, "
    Sesung­guhnya zikrullah (mengingat Allah) itu lebih besar." (QS. Al-Anka­but 45) 
    "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah:152)
    "Dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur." (Ali-Imran: 144) 
    "Sedikit saja dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (QS. Saba':13) 
    Di antara kabar-kabar adalah sabda Nabi Muhammad SAW, "orang yang makan dan bersyukur sama derajatnya dengan orang puasa yang sabar."

    Rasa syukur itu dinyatakan dengan mengetahui bahwa tiada pemberi kenikmatan selain Allah. Kemudian apabila engkau ketahui rincian-rincian nikmat Allah atas dirimu pada anggota-anggo­ta badanmu, tubuh dan jiwamu serta segala yang engkau perlukan dari urusan-urusan penghidupanmu, timbullah di hatimu kegembi­raan terhadap Allah dan nikmat-Nya serta karunia-Nya atas dirimu.

    Adapun dengan hati, rasa syukur itu dinyatakan dengan me­nyembunyikan kebaikan bagi seluruh manusia dan menghadir­kannya selalu dalam mengingat Allah sehingga tidak melu­pakannya.

    Adapun dengan lisan, engkau nyatakan dengan banyak mengucap tahmid.

    Dengan anggota tubuh dinyatakan dengan menggunakan nikmat-nikmat Allah dalam menaati-Nya dan menghindari penggunaan nikmat-Nya untuk mendurhakai-Nya.

    Semoga Bermamfaat

    Vian Atzu

  • 0 komentar:

    Posting Komentar